Selasa, 19 Maret 2013

Mengintip Salah Satu Kegiatan di Lokalisasi Gambilangu - Mangkang


Pernah dengar Lokalisasi Gambilangu di daerah Mangkang ? Atau mendengar nama JBL ? Hmm.. Sebenarnya saya juga baru tau, bahkan saya sudah pernah kesana. Eitss.. Jangan salah sangka dulu kenapa saya kesana, saya kesana sebenarnya diajak oleh pembimbing praktek saya di Puskemas Mangkang. Kakak tingkat yang dulu pernah praktik di sana juga pernah bercerita, kalau dapat praktik di sana bakal diajak ikut ke lokalisasi tapi masih belum tau kegiatan apa yang dilakukan. Yap, ceritanya hari Rabu kemarin tanggal 13 Maret 2013 lalu saya kesana.

Tempatnya tepat setelah Terminal Mangkang kalau dari arah Semarang. Masuk gang dan ternyata banyak tempat karaoke di tempat tersebut. Ini pertama kalinya saya masuk ke lokalisasi, kalau lokalisasi seperti SK saya hanya numpang lewat. Sembari mengikuti perawat yang memberi petunjuk jalan, saya melirik kanan kiri yang terdapat banyak tempat karaoke. Dan akhirnya saya sampai di tempat semacam Aula serbaguna untuk melakukan berbagai kegiatan, di tempat tersebut juga ada ruangan yang disekat yang merupakan semacam klinik pemeriksaan. Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat terdapat kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Mangkang yaitu berupa pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan ini terbuka khusus bagi penghuni lokalisasi tersebut seperti PSK, germo, bahkan bapak-bapak yang bertugas sebagai operator karaoke maupun keamanan.

Di sana terdapat klinik yang memang sengaja didirikan untuk menjaga kesejahteraan kesehatan seksual para penghuni lokalisasi. Screening dilakukan untuk mengetahui apakah mereka mengidap penyakit menular seksual (PMS). Penyakit menular seksual tidak hanya bisa ditularkan dari PSK tetapi juga dari tamu yang datang dan menggunakan jasa mereka.  Screening ini merupakan tindakan pencegahan agar mereka terhindar dari penyakit kelamin yang parah. Screening ini merupakan kegiatan rutin dan gratis yang diselenggarakan oleh Puskesmas Mangkang. PSK diperkenankan untuk duduk di kursi tindakan dan vagina mereka dibuka menggunakan spekulum khusus untuk melihat keadaan mulut rahim. Setelah itu diambil sampel lendir di mulut rahim, kemudian sampel tersebut ditempelkan pada preparat yang selanjutnya akan diperiksa menggunakan mikroskop. Jika terjadi keputihan, petugas kesehatan menawarkan untuk dilakukan pembersihan dan para PSK berhak menyetujui atau tidak. Begitu pula ketika ditemukan luka di dinding porsio vagina atau di mulut rahim, mereka juga ditawarkan apakah mau dilakukan pengobatan atau tidak. Mereka berhak menolak atau meminta tindakan tersebut karena akan diberlakukan biaya tindakan. Ya mungkin segini saja penjelasan saya mengenai pemeriksaan yang dilakukan di sana.
Saya sangat takjub dengan yang dilakukan Puskesmas Mangkang, saya baru tau kalau kesejahteraan kesehatan PSK di Lokalisasi Gambilangu ternyata juga diperhatikan. Awalnya memang sulit mengajak para PSK sadar kesehatan reproduksinya, lambat laun mereka sadar dan mereka berinisiatif mengikuti screening secara rutin. Selain pemeriksaan ada kegiatan lain seperti penyuluhan dan SKJ. Saat saya ikut melihat pemeriksaan, ternyata mereka juga masih memiliki rasa malu di hadapan saya ketika membuka celana meski mereka biasa ‘melayani’ para tamu mereka. 
Hmm.. Saya  bersyukur memiliki orang tua yang bisa membiayai saya belajar sampai saat ini. Saya bersyukur tidak harus banting tulang bekerja seperti mereka yang sebagian besar orang pikir itu adalah pekerjaan hina. 
Mereka bekerja seperti itu semata-mata karena masalah ekonomi sehingga mereka terpaksa melakukan pekerjaan tersebut. Dari beberapa wajah yang saya lihat, ada beberapa yang masih belia mungkin seumuran saya. Ketika saya dihadapkan hal tersebut sangat berbeda keadaannya dengan saya. Berbanding terbalik, mungkin bisa dibilang begitu. Saya kuliah dibiayai orang tua, sedangkan mereka harus membanting tulang dengan bekerja seperti itu hanya untuk menyambung hidup.
Saya bersyukur dengan apa yang saya miliki, membuka mata saya untuk mejadikan hidup ini lebih berarti dan tidak menyia-nyiakan kehidupan ini. Semoga cerita saya ini bisa menjadi suatu pembelajaran bagi para pembacanya..


6 komentar:

  1. Coba tanya ke Puskesmas Mangkang ya tentang syarat penelitian, karena di bawah binaan Puskesmas Mangkang..

    BalasHapus
  2. hemmnn, semoga semakin baik dan banyak yang tidak terjerumus ke sana. Amin.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Klw laki2 boleh periksa apa tdk???

    BalasHapus
    Balasan
    1. pujid sugi..klo periksa di puskesmas ato RS aka pak.

      Hapus
    2. Nytanya ada tmn dkt sy yg hoby dg psk dijbl mangkang tertular hiv,dan dia ngaku cm jd plnggan satu psk dsitu,klo emang ada pemeriksaan rutin haruse ktauan dong ada psk yg sudah positif hiv,harus dihentikan tdk diijinin mlyani plnggan,

      Hapus